Selamat Datang Kembali Senpai Leti Sang Petarung Senior Sejati

 

Senpai Leti Foto Bareng Shihan Rachmat 

Pangkalpinang, Gokasi Babel News –

Karate adalah jalan hidup, bukan sekadar olahraga atau ajang unjuk diri. Di dunia Gokasi Babel, nilai itu selalu tertanam kuat sejak awal berdirinya perguruan ini. Kini, di tengah semakin berkibarnya panji-panji Gokasi Babel di berbagai kejuaraan, kabar gembira datang: salah satu anggota pendiri dan petarung senior, Senpai Laileti, kembali hadir di tengah keluarga besar Gokasi Babel.


Sang Legenda Kembali ke Gelanggang

Waktu seolah berputar. Para senior yang dulu membangun fondasi Gokasi Babel kini satu per satu kembali ke gelanggang, membawa semangat dan pengalaman puluhan tahun untuk menyalakan api juang generasi muda. Salah satu yang paling mencuri perhatian tentu saja sosok Senpai Laileti, atau yang lebih akrab disapa Senpai Leti atau Yuk Leti.

Bagi karateka Gokasi Babel generasi awal, nama Senpai Leti bukanlah nama biasa. Ia adalah petarung tangguh di era keemasan Gokasi Babel, sosok yang selalu menjadi momok di arena kumite (pertarungan). Tekniknya tajam, nalurinya kuat, dan keberaniannya melampaui kebanyakan petarung lain di masanya.

"Kalau sudah bertarung, jangan harap dia mundur. Senpai Leti itu tipe pejuang sejati," kenang salah satu senior Gokasi.


Karate Mengalir dalam Darah

Tak berlebihan jika dikatakan bahwa darah karate mengalir deras dalam keluarga Senpai Leti. Semangat, daya juang, dan kecintaan terhadap seni bela diri diwariskan hingga ke anak cucu. Semua putra-putrinya adalah karateka aktif. Bahkan cucunya yang masih duduk di bangku sekolah dasar di Jakarta sudah berhasil meraih medali emas dalam kejuaraan karate.

"Ya wajar saja, wong neneknya petarung, cucunya juga petarung," ujar salah satu anggota Gokasi sambil tertawa.

Fenomena ini memperkuat pepatah lama, bahwa semangat dan karakter seorang petarung sejati akan terus hidup dalam keturunan yang meneladani keteguhan itu.


Pertemuan Tak Disangka di Pasir Padi

Momen kembalinya Senpai Leti ke dunia karate terjadi secara tidak terduga. Saat itu, di Pantai Pasir Padi, sedang berlangsung acara Gashuku (latihan bersama) dan Ujian Kenaikan Sabuk Gokasi Babel. Di tengah semaraknya acara, Senpai Leti hadir mendampingi putrinya yang sedang mengikuti ujian.

Takdir mempertemukannya dengan Pak Humas Gokasi, dan dari percakapan ringan itulah api semangat yang lama terpendam kembali berkobar.

"Oss, Pak Humas! InsyaAllah dalam waktu dekat saya mau aktif lagi. Darah saya selalu meronta, hati ini gatal ingin melatih, apalagi melihat Karate Gokasi kita makin eksis dan naik daun. Saya jadi tergugah kembali!" seru Senpai Leti dengan mata berbinar penuh semangat.

Kata-kata itu bagaikan energi positif yang langsung merambat ke seluruh lingkungan Gokasi Babel. Sebab, kembalinya seorang pendiri bukan sekadar soal nostalgia, melainkan suntikan motivasi luar biasa bagi seluruh karateka muda.


Menemui Sang Sesepuh

Tak lama berselang, kabar kembalinya Senpai Leti benar-benar menjadi kenyataan. Ia bertandang ke rumah Shihan Rachmat, Ketua Pendiri sekaligus sesepuh Gokasi Babel.

Pertemuan itu bukan sekadar silaturahmi, melainkan momen penuh makna: pertanda bahwa seorang petarung senior kembali mengambil peran dalam membina dan membesarkan generasi berikutnya. Senpai Leti pun menyempatkan diri menyaksikan langsung latihan karateka muda di dojo Shihan Rachmat, memperhatikan teknik-teknik mereka, berbagi tawa, dan akhirnya berfoto bersama.

Pemandangan ini menyiratkan satu pesan sederhana namun mendalam: tradisi dan perjuangan harus terus diwariskan.


Inspirasi untuk Generasi Penerus

Bagi para karateka muda, kehadiran sosok seperti Senpai Leti adalah berkah yang tak ternilai. Di balik gerakan-gerakannya yang luwes dan serangan-serangan cepatnya, tersembunyi cerita panjang tentang ketekunan, kerja keras, dan tekad baja.

Kisah hidup Senpai Leti adalah pelajaran hidup yang nyata: tentang bagaimana mempertahankan semangat juang di tengah waktu yang terus berjalan, tentang pentingnya konsistensi dalam berlatih, dan tentang nilai menghormati tradisi sekaligus terus berkembang.

Dalam suasana Gokasi yang terus melaju, kehadiran senior seperti Senpai Leti mengingatkan kita semua bahwa dalam karate, yang terpenting bukan hanya seberapa banyak medali yang diraih, tapi seberapa dalam semangat karate itu meresap ke dalam jiwa.


Melangkah ke Depan dengan Semangat Baru

Kini, Gokasi Babel tidak hanya dikenal sebagai perguruan karate yang aktif mencetak prestasi, tapi juga sebagai komunitas yang solid dalam menjaga nilai-nilai luhur bela diri. Kembalinya Senpai Leti mempertegas hal itu.

Dengan semangat barunya, Senpai Leti berkomitmen untuk turun langsung melatih, membimbing, dan menularkan ilmu serta nilai-nilai karate kepada generasi muda.

"Saya ingin anak-anak muda ini bukan cuma jago bertarung, tapi juga punya karakter kuat, hormat pada guru, cinta pada sesama, dan tetap rendah hati," ujar Senpai Leti.

Semangat seperti inilah yang menjadikan Gokasi Babel berbeda: tempat di mana kemampuan bertarung dibangun seiring dengan pembentukan karakter mulia.


Selamat Datang Kembali, Senpai Leti!

Atas nama seluruh keluarga besar Gokasi Babel, kami mengucapkan:

Selamat datang kembali, Senpai Leti!
Semangatmu adalah obor yang akan terus menerangi jalan kami.
Dedikasimu adalah teladan yang kami ikuti.
Kembalinya dirimu adalah anugerah yang memperkokoh fondasi Gokasi Babel untuk terus melangkah lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih bermartabat.

Oss!

(Humas Gokasi Babel)










Post a Comment

0 Comments