BULETIN NUKITE – Edisi Khusus
DOJO PERTAMA… DOJO TERTUA TINGGAL KENANGAN
Cerita Pak HUMAS – GOKASI BABEL OFFICIAL | 25 Agustus 2021
Ada yang masih ingat dengan dojo pertama kita?
Bagi sebagian besar karateka GOKASI Babel generasi awal, nama dojo ini bukan sekadar tempat latihan, melainkan bagian penting dari sejarah panjang perjalanan karate di Bangka Belitung. Di era tahun 1997, Pak Humas sering diajak bergabung latihan oleh Shihan Rachmat di dojo tertua ini. Waktu itu, dojo tersebut masih berstatus sebagai anak ranting dari perguruan karate Gojukai. Sebelum resmi disebut dojo, tempat ini dikenal dengan sebutan “unit.”
Nama resminya kala itu adalah **Unit Koala 1**, berlokasi di halaman Kantor Walikota Pangkalpinang tempo dulu. Ide pemberian nama “Koala” dicetuskan langsung oleh Shihan Rachmat. Terinspirasi dari hewan langka asal Australia yang dikenal suka memanjat pohon, nama Koala diartikan sebagai simbol tekad dan semangat untuk terus naik, terus berjuang, dan tidak pernah berhenti mengejar cita-cita.
Makna filosofi itu kemudian menjadi roh dari karate yang dipimpin oleh Shihan Rachmat. Bahwa dalam setiap langkah latihan, semangat pantang menyerah dan keinginan untuk terus berkembang harus selalu dijaga. Karate bukan hanya soal teknik, tetapi tentang membentuk mental yang kuat, jiwa juang, dan keinginan untuk selalu memanjat lebih tinggi menuju prestasi.
Pada masa itu, Pak Humas sendiri masih bergabung di Karate Gojukai Unit SMAN 3 Pangkalpinang dengan pelatihnya, Sensei Amarullah. Sebagai karateka muda yang haus pengalaman, Pak Humas sering berkeliling dari satu unit ke unit lainnya. Ia berlatih di berbagai tempat, seperti Unit SMAN 1 Pangkalpinang yang dipimpin oleh Senpai Supriadi, Unit RS Timah di bawah bimbingan Senpai Budi, dan tentu saja Unit Koala 1 di bawah Shihan Rachmat.
Karena sering berlatih dan berkunjung ke Unit Koala 1, lama-kelamaan terjalin hubungan yang sangat akrab antara Pak Humas dan Shihan Rachmat. Hubungan itu tidak hanya sebatas pelatih dan murid, tapi sudah seperti keluarga besar. Dojo Koala 1 menjadi tempat yang istimewa bagi banyak karateka kala itu, tempat mereka belajar disiplin, kerja keras, dan arti kebersamaan sejati.
Waktu berjalan, hingga akhirnya pada tahun 1999 muncul niat besar dari Unit Koala 1 untuk berdiri sendiri, memisahkan diri dari perguruan Gojukai dan membentuk perguruan baru yang lebih mandiri. Langkah berani ini tentu tidak dilakukan secara tiba-tiba. Diskusi panjang dan komunikasi yang baik dengan pihak Gojukai Babel saat itu menjadi dasar keputusannya.
Rencana tersebut juga mendapat restu dari Ketua Karate Gojukai Babel kala itu, Sensei Sugeng Karkat. Beliau memahami bahwa semangat berkembang dan berdikari adalah bagian dari perjuangan dalam dunia karate. Dengan dukungan moral tersebut, Unit Koala 1 mulai menyiapkan langkah untuk membuka babak baru dalam sejarah karate di Bangka Belitung.
Suatu siang menjelang sore, di bawah teriknya matahari yang membakar semangat, Shihan Rachmat mengumpulkan seluruh karateka muda di halaman Kantor Walikota Pangkalpinang, tempat latihan Unit Koala 1. Momen itu menjadi saksi penting berdirinya perguruan baru. Dengan niat yang tulus, visi yang sama, dan kesepakatan bersama, seluruh karateka sepakat untuk resmi hijrah dari Gojukai dan mendirikan cabang baru yang kelak dikenal dengan nama **GOKASI Pangkalpinang.**
Tanggal 16 Mei 2000 menjadi hari bersejarah. Hari itu tidak hanya menandai berdirinya GOKASI Pangkalpinang, tetapi juga lahirnya GOKASI Babel yang kini kita kenal. Dari halaman kantor yang sederhana itu, dengan jumlah anggota yang masih terbatas dan perlengkapan yang seadanya, tumbuhlah semangat luar biasa untuk mengembangkan karate Gokasi di Bumi Serumpun Sebalai.
Sayangnya, kenangan berharga dari hari bersejarah itu tidak terekam dalam foto atau dokumentasi. Pak Humas mengenang dengan tawa kecil bahwa kala itu belum memiliki alat foto atau kamera, bahkan ponsel pun masih barang langka. “Kalau saja sudah ada tustel, pasti foto momen itu sudah lama saya simpan dan bagikan ke semua,” katanya sambil tersenyum.
Meski tanpa foto, kenangan itu tetap hidup di hati mereka yang hadir saat itu. Dojo Koala 1 menjadi saksi bisu lahirnya GOKASI Babel. Dari tempat itulah semangat baru muncul, mengakar, dan menyebar ke berbagai daerah di Bangka Belitung.
Kini, jika kita melihat kembali ke tempat yang dulu menjadi dojo pertama itu, suasananya tentu sudah banyak berubah. Gedung-gedung baru berdiri, halaman kantor sudah tertata, dan jejak tatami yang dulu menjadi arena latihan para karateka muda kini hanya tinggal kenangan. Namun semangatnya tidak pernah hilang. Dojo pertama itu telah melahirkan banyak karateka tangguh yang kelak menjadi pelatih, pengurus, bahkan tokoh karate di Bangka Belitung.
Bagi Pak Humas, dojo pertama ini bukan hanya tempat latihan, tapi tempat lahirnya keluarga besar karate yang penuh makna. Di sanalah tawa, peluh, dan semangat bercampur menjadi satu. Di sanalah setiap teriakan “OSS” menggema, membakar semangat muda para karateka yang ingin menjadi lebih baik setiap hari.
Dojo Koala 1 juga menjadi tempat ditemukannya jati diri bagi banyak karateka muda kala itu. Mereka belajar disiplin, belajar menghormati pelatih, belajar menerima kekalahan, dan belajar bekerja keras untuk menang. Nilai-nilai itulah yang terus diwariskan hingga kini di setiap dojo GOKASI Babel.
Kini, ketika GOKASI Babel telah berkembang pesat dengan banyak dojo di seluruh Bangka Belitung, kenangan tentang dojo pertama ini tetap dikenang dengan penuh hormat. Dojo tertua itu menjadi pondasi awal, tempat di mana semangat karate sejati tumbuh dan mengakar.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah, GOKASI Babel berkomitmen untuk terus menjaga warisan nilai-nilai dari dojo pertama ini. Setiap pelatih dan anggota diingatkan agar tidak melupakan asal usul dan perjuangan para pendahulu. Karena tanpa mereka, mungkin GOKASI Babel tidak akan sebesar sekarang.
Dojo Koala 1, meski kini tinggal kenangan, tetap hidup dalam setiap latihan, setiap turnamen, dan setiap langkah para karateka GOKASI Babel. Semangatnya mengalir dari masa ke masa, menjadi api yang terus menyala di hati setiap anggota.
Pak Humas menutup kisahnya dengan kalimat yang penuh makna. “Dulu, dojo pertama itu sederhana, tapi semangatnya luar biasa. Dari situlah semua dimulai. Jangan pernah lupakan asal kita, karena di situlah kita belajar arti perjuangan.”
Salam karate, OSS.
Support dan dukung terus GOKASI Babel dengan cara mengikuti akun resmi kami:
YouTube: GOKASI BABEL OFFICIAL
Facebook: GOKASI BABEL OFFICIAL
GOKASI BABEL NEWS – Mengabadikan Semangat dan Sejarah Karate Bangka Belitung.

0 Comments