![]() |
| Foto Kengan Saat Dojo Koala Pangkalpinang |
![]() |
| Foto kenangan Dojo Naga Perak SDN 16 Pangkalpinang saat di Pantai Air Anyir |
![]() |
| Foto Kengan Dojo Koala Pangkalpinang |
![]() |
| Foto Kengan Dojo Naga Perak SDN 16 Pangkalpinang |
GOKASI BABEL NEWS – Agustus 2000
Ini adalah sepotong kisah berharga dari masa awal berdirinya GOKASI Babel (Gojuryu Karate-do Shinbuka Indonesia) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), ketika semangat dan kebersamaan menjadi fondasi utama dalam membangun organisasi karate ini. Foto kenangan yang tersisa dari pelaksanaan Gashuku dan Ujian di Pantai Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, merekam wajah-wajah muda penuh semangat dari Dojo Koala dan Dojo Naga Perak SDN 16 Pangkalpinang.
Kegiatan ini berlangsung sekitar bulan Agustus 2000, hanya beberapa bulan setelah GOKASI Babel resmi berdiri. Kala itu, Pantai Air Anyir masih sangat alami, belum tertata, belum seramai sekarang, dan jauh dari sentuhan pembangunan wisata. Di situlah, di antara pasir putih yang masih perawan dan semilir angin laut yang lembut, para karateka muda berlatih, menguji kemampuan, serta menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan persaudaraan sejati dalam semangat Bushido.
Awal Berdirinya GOKASI Babel
Tahun 2000 menjadi tonggak penting bagi dunia bela diri di Bangka Belitung. Setelah melalui berbagai upaya dan komunikasi antar pelatih serta pecinta karate di wilayah ini, akhirnya berdirilah GOKASI Babel, organisasi resmi yang mewadahi para karateka se bangka Belitung.
Meskipun masih dalam tahap awal dan serba sederhana, semangat yang membara dari para pengurus dan pelatih membuat perjalanan ini layak dikenang.
Pada masa itu, fasilitas latihan belum seperti sekarang. Banyak dojo yang menggunakan aula sekolah, halaman terbuka, bahkan ruang kelas kosong untuk berlatih. Namun keterbatasan bukan penghalang. Justru dari keterbatasan itu tumbuh kekuatan besar, semangat pantang menyerah dan rasa persaudaraan yang begitu erat.
Dojo Koala dan Dojo Naga Perak menjadi dua dari sekian dojo aktif yang turut memperkuat fondasi awal GOKASI Babel. Keduanya dikenal aktif melatih anak-anak dan remaja di kawasan Pangkalpinang dengan bimbingan para senpai yang berdedikasi tinggi.
Gashuku dan Ujian di Pantai Air Anyir
Gashuku atau latihan bersama dan ujian yang diadakan di Pantai Air Anyir menjadi salah satu momen bersejarah. Bukan hanya karena kegiatan ini dilakukan dalam suasana penuh kekeluargaan, tapi juga karena menjadi simbol pertama kalinya para karateka dari berbagai dojo berkumpul dalam satu wadah di bawah bendera GOKASI Babel.
Pagi itu, udara pantai masih segar dan sinar mentari baru menembus kabut tipis di cakrawala. Para peserta, mulai dari sabuk putih hingga sabuk cokelat, berdiri berbaris di atas pasir yang lembut. Suara ombak berpadu dengan aba-aba dari pelatih menciptakan irama khas latihan karate di alam terbuka.
Kegiatan diawali dengan pemanasan bersama dan penghormatan kepada alam, sebuah tradisi yang mengingatkan setiap karateka untuk selalu menghargai lingkungan tempat mereka berlatih. Setelah itu, sesi kihon atau latihan dasar dimulai. Para kohai atau murid dengan tekun mengikuti instruksi, memperbaiki teknik pukulan, tendangan, dan kuda-kuda.
Tidak sedikit yang tampak kelelahan, namun wajah mereka tetap memancarkan semangat. Teriakan “OSS” menggema setiap kali instruksi diberikan, menandakan tekad untuk terus berlatih tanpa menyerah.
Setelah sesi latihan intensif, ujian kenaikan tingkat dimulai. Satu per satu peserta maju ke depan, menunjukkan kemampuan sesuai tingkatan sabuk masing-masing. Di antara mereka, ada yang masih gugup, namun ada pula yang tampil percaya diri dan tenang. Para penguji yang berasal dari pelatih senior mengamati dengan cermat setiap gerakan, memastikan bahwa setiap peserta benar-benar layak naik tingkat.
Suasana Kekeluargaan dan Semangat Juang
Meski kegiatan ini berlangsung sederhana, suasananya begitu hangat. Tidak ada fasilitas megah, tidak ada panggung besar, hanya pasir pantai, tenda seadanya, dan semangat kebersamaan yang menjadi kekuatan utama.
Selesai ujian, para peserta makan bersama di bawah pohon kelapa, menikmati bekal nasi bungkus dan air kelapa muda. Di sela-sela istirahat, terdengar tawa lepas, cerita ringan, dan canda khas remaja yang membuat suasana semakin hidup. Bagi banyak kohai saat itu, momen ini bukan sekadar latihan, melainkan pengalaman berharga yang membentuk karakter dan memperkuat ikatan persaudaraan antar dojo.
Para pelatih dan pengurus GOKASI Babel juga tampak bahagia. Mereka menyadari bahwa langkah kecil ini adalah pondasi penting untuk masa depan karate di Bangka Belitung. Semangat kebersamaan, disiplin, dan cinta terhadap seni bela diri menjadi warisan tak ternilai bagi generasi berikutnya.
Pantai Air Anyir, Saksi Sejarah yang Kini Berubah
Kini, jika kita kembali ke Pantai Air Anyir, suasananya tentu sudah jauh berbeda. Pantai yang dulu sepi dan alami kini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Bangka. Fasilitas modern, penginapan, dan area wisata telah menjadikannya ramai dikunjungi. Namun bagi keluarga besar GOKASI Babel, pantai ini bukan sekadar tempat wisata, melainkan saksi sejarah perjuangan awal organisasi.
Di sanalah semangat karateka muda pernah berkobar, di sanalah nilai-nilai Gojukai ditanamkan dengan penuh ketulusan. Foto kenangan dari kegiatan Gashuku dan ujian itu menjadi bukti nyata perjalanan waktu, betapa jauh GOKASI Babel telah melangkah sejak awal berdirinya hingga kini.
Warisan Semangat yang Tak Pudar
Lebih dari dua dekade telah berlalu sejak foto itu diambil. Banyak di antara para peserta yang kini telah dewasa, sebagian mungkin menjadi pelatih, sebagian lagi sibuk dengan kehidupan masing-masing. Namun kenangan tentang latihan di Pantai Air Anyir tetap hidup dalam ingatan mereka.
Semangat GOKASI Babel yang terbentuk dari generasi awal itulah yang terus menginspirasi dojo-dojo baru di berbagai daerah di Bangka Belitung. Dari latihan di aula sederhana hingga kegiatan berskala besar, nilai-nilai disiplin, hormat, dan persaudaraan tetap dijunjung tinggi.
Warisan itu tidak hanya tercermin dalam kemampuan teknik, tetapi juga dalam sikap mental dan moral setiap karateka yang lahir dari rahim GOKASI Babel. Mereka diajarkan bahwa karate bukan sekadar bela diri, tetapi jalan hidup yang menuntun pada keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa.
Penutup
Kisah Gashuku dan Ujian di Pantai Air Anyir pada Agustus 2000 bukan hanya catatan kegiatan, melainkan potret perjalanan sejarah yang sarat makna. Dari pantai yang sunyi itu, GOKASI Babel menapaki langkah awal menuju organisasi yang solid dan berpengaruh di Bangka Belitung.
Semoga semangat dari para pelatih, kohai, dan seluruh keluarga besar GOKASI Babel di masa awal tersebut tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Karena dari kenangan sederhana itu, lahir kebanggaan besar bahwa karate Gojukai di Bangka Belitung dibangun dengan hati, semangat, dan kebersamaan yang tulus.
OSS
GOKASI BABEL NEWS – Mengabadikan Semangat dan Sejarah Karate Bangka Belitung.




0 Comments