Potret Kenangan Latihan di SD Simpang Katis Bangka Tengah tahun 2000

M.Azani, Roy Parlin S, Deky Marcose
di SD Simpang Katis tahun 2000

GOKASI BABEL NEWS – Tahun 2000-an Awal

Inilah potret kenangan berharga dari masa-masa awal perjalanan GOKASI Babel, saat semangat membangun dan menyatukan teknik karate Gojukai di Bangka Belitung mulai tumbuh dengan kuat. Salah satu momen yang tak terlupakan adalah saat pelatihan dan sosialisasi penyeragaman teknik gerakan di SD Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah.

Pada masa itu, GOKASI Babel masih tergolong baru. Organisasi ini sedang berjuang memperkuat pondasi dan memperjelas arah pembinaan di seluruh dojo yang tersebar di wilayah Bangka dan Belitung. Semangatnya luar biasa, para pelatih, murid, dan pengurus bergandengan tangan membangun dari awal, tanpa banyak fasilitas, namun penuh tekad untuk menjadikan GOKASI Babel berkembang maju dan solid.

Salah satu langkah penting dalam upaya penyatuan teknik dan arah latihan tersebut adalah mengundang Senpai Roy Parlin Sianipar, seorang pelatih berpengalaman yang dikenal disiplin, tegas, dan berwawasan luas dalam dunia karate Gojukai. Kehadiran beliau menjadi titik awal gerakan besar penyeragaman teknik di seluruh dojo di bawah naungan GOKASI Babel.

Kala itu, pelatihan di SD Simpang Katis bukan hanya sekadar ajang latihan biasa. Ia menjadi simbol kebersamaan dan semangat menyamakan langkah demi kemajuan bersama. Di lapangan sekolah yang sederhana, para karateka dari berbagai usia dan dojo berkumpul, mengenakan gi putih yang sebagian sudah mulai memudar warnanya karena sering digunakan latihan.

Pagi itu, udara masih sejuk ketika para peserta mulai berdatangan. Suara tawa dan sapa hangat mengiringi pertemuan yang penuh semangat. Sebagian datang dari Pangkalpinang, sebagian lagi dari Bangka Tengah dan sekitarnya. Semua hadir dengan satu tujuan, memperdalam ilmu dan menyatukan teknik sesuai standar GOKASI.

Senpai Roy Parlin Sianipar memimpin latihan dengan penuh wibawa. Setiap gerakan diperhatikan dengan detail, setiap teknik dijelaskan dengan kesabaran dan ketelitian tinggi. Mulai dari dasar-dasar kihon, kuda-kuda, pukulan, hingga kata, semuanya disusun kembali agar memiliki keseragaman di setiap dojo.

Beliau menjelaskan pentingnya konsistensi dalam latihan. Bagi Senpai Roy, karate bukan sekadar olahraga, melainkan seni disiplin diri yang membentuk karakter. “Gerakan yang sama bukan hanya soal teknik, tetapi soal kebersamaan,” ucapnya kala itu, yang masih diingat oleh banyak peserta hingga kini.

Latihan berlangsung dalam suasana penuh semangat. Terik matahari yang mulai meninggi tidak menyurutkan antusiasme para karateka. Setiap kali instruksi diberikan, suara teriakan “OSS” menggema keras, menciptakan energi positif yang luar biasa. Para peserta, terutama yang masih muda, terlihat berusaha keras mengikuti irama latihan, meski peluh membasahi wajah.

Di sela latihan, Senpai Roy tak segan memberikan koreksi langsung pada peserta. Beliau menunjukkan cara yang benar dalam melakukan teknik tertentu, memperbaiki posisi tangan, arah pandangan, dan kekuatan pada setiap gerakan. Semua dilakukan dengan gaya khas seorang pelatih yang berpengalaman, tegas namun tetap bersahabat.

Para pelatih lokal yang hadir pun ikut mencatat dan memperhatikan dengan serius. Mereka tahu, inilah saat penting untuk menyeragamkan metode pengajaran di masing-masing dojo. Setelah sesi latihan di Simpang Katis, mereka akan membawa kembali ilmu yang diperoleh ke dojo masing-masing, untuk disampaikan kepada murid-murid mereka.

Momen itu juga menjadi ajang silaturahmi antar-dojo. Banyak pelatih dan karateka yang sebelumnya hanya saling mengenal lewat kabar atau pertemuan singkat, kini bisa berlatih bersama dalam satu wadah. Dari sinilah semangat “satu teknik, satu langkah, satu semangat” mulai terbentuk dan menjadi ciri khas GOKASI Babel hingga kini.

Setelah pelatihan di SD Simpang Katis, kegiatan serupa terus berlanjut ke berbagai dojo lain. Bersama Senpai Roy, tim pelatih GOKASI Babel berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, membawa misi yang sama: menyatukan gerakan dan menyebarkan semangat Gojukai yang sejati.

Perjalanan dari satu dojo ke dojo lain tidak selalu mudah. Kondisi transportasi dan sarana kala itu masih terbatas. Jalanan banyak yang belum mulus, dan kadang harus menempuh jarak jauh hanya untuk mencapai satu lokasi latihan. Namun semangat kebersamaan menutupi semua rasa lelah. Para pelatih dan peserta tetap berangkat dengan penuh semangat, membawa keyakinan bahwa kerja keras hari ini akan menjadi dasar kemajuan karate GOKASI Babel di masa depan.

Di setiap tempat yang dikunjungi, suasananya hampir sama. Antusiasme para karateka sangat tinggi. Mereka menyambut kedatangan Senpai Roy dan tim dengan penuh hormat dan kegembiraan. Latihan selalu berlangsung intensif, disertai dengan penjelasan detail tentang filosofi Gojukai, cara melatih teknik dengan benar, dan pentingnya menjaga etika serta sikap sopan dalam dojo.

Melalui program keliling dojo ini, semangat GOKASI Babel semakin hidup. Para anggota merasa bangga menjadi bagian dari gerakan besar yang memperkuat persaudaraan antar karateka di Bangka Belitung. Bukan hanya teknik yang diseragamkan, tapi juga semangat dan nilai-nilai moral di dalamnya: kejujuran, ketekunan, dan saling menghormati.

Di akhir setiap sesi pelatihan, biasanya diadakan sesi diskusi ringan. Para pelatih lokal diberikan kesempatan bertanya dan berbagi pengalaman tentang tantangan yang mereka hadapi di dojo masing-masing. Dari sinilah muncul banyak ide untuk pengembangan latihan, pembinaan prestasi, dan peningkatan kualitas pelatih.

Pelatihan di SD Simpang Katis menjadi tonggak penting dalam sejarah GOKASI Babel. Dari tempat sederhana itulah lahir semangat untuk bergerak bersama menuju keseragaman dan kemajuan. Banyak yang masih mengingat jelas suasana hari itu, aroma tanah lapangan yang kering, teriakan komando yang bergema, dan tawa para karateka yang lepas setelah latihan usai.

Kini, setelah lebih dari dua dekade berlalu, kenangan itu masih hangat di hati para pelaku sejarahnya. SD Simpang Katis mungkin telah berubah, namun semangat yang terbangun dari sana tetap abadi. GOKASI Babel kini telah berkembang pesat, memiliki banyak dojo aktif di berbagai kabupaten dan kota, serta melahirkan banyak karateka berprestasi di tingkat daerah maupun nasional.

Namun semua itu tak lepas dari perjuangan generasi awal yang bekerja keras membangun dasar organisasi. Dari latihan sederhana di halaman sekolah, dari perjalanan panjang berkeliling dojo, hingga upaya penyeragaman teknik, semuanya menjadi bagian penting dari perjalanan besar GOKASI Babel.

Momen di SD Simpang Katis bukan hanya sekadar foto kenangan, melainkan simbol persatuan, dedikasi, dan cinta terhadap karate Gojukai. Para pelatih dan murid saat itu mungkin tidak menyadari, bahwa apa yang mereka lakukan telah menanamkan akar kuat yang membuat GOKASI Babel tumbuh kokoh hingga kini.

Dengan semangat yang sama, generasi sekarang diharapkan terus menjaga warisan itu. Karate bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi tentang keselarasan antara tubuh dan jiwa, antara semangat dan kebersamaan.

Semoga semangat para pelatih dan karateka di masa awal itu tetap menjadi inspirasi. Karena dari tempat sederhana seperti SD Simpang Katis, lahir sebuah gerakan besar yang menyatukan karateka Bangka Belitung di bawah panji GOKASI Babel.

OSS
GOKASI BABEL NEWS – Mengabadikan Semangat dan Sejarah Karate Bangka Belitung.

Post a Comment

0 Comments