![]() |
| Doc. Gashuku dan Ujian Bulan Juli Tahun 2000 di Pantai Sampur |
GOKASI BABEL NEWS
Inilah Dokumentasi Pak Humas yang Masih Tersisa
Pelaksanaan Gashuku dan Ujian ini sekitar dua bulan setelah Gokasi Babel berdiri, sekitar bulan Agustus 2000
PANGKALPINANG — Sejarah panjang berdirinya Gojuryu Karate-do Shinbukan Indonesia (GOKASI) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyimpan banyak kenangan berharga yang kini menjadi bagian penting dalam perjalanan bela diri karate di daerah ini.
Salah satu kenangan bersejarah itu terekam dalam Sebuat Tustel Butut peninggalan Kakek yang merupakan sebuah dokumentasi langka milik Pak Humas, yang menjadi saksi awal perkembangan Gokasi Babel sejak berdirinya pada tahun 2000.
Foto yang tersisa tersebut diambil sekitar dua bulan setelah Gokasi Babel resmi berdiri, tepatnya sekitar bulan Agustus 2000. Pada momen itu, dilaksanakan kegiatan Gashuku (latihan bersama) dan Ujian Kenaikan Tingkat bagi para karateka muda dari berbagai dojo di Pangkalpinang.
Salah satu dojo yang ikut berpartisipasi adalah Dojo Naga Perak SDN 16 Pangkalpinang, yang kala itu masih berstatus sebagai Unit Koala II Karate Gojukai SDN 16 Pangkalpinang.
Dalam dokumentasi yang kini menjadi bagian penting dari arsip Gokasi Babel tersebut, terlihat para Kohai (murid karate) berbaris dengan penuh semangat di lapangan SDN 16 Pangkalpinang. Mereka mengenakan dogi putih bersih dengan sabuk warna-warni sesuai tingkatan masing-masing, memperlihatkan semangat juang dan kebanggaan sebagai bagian dari keluarga besar Gojukai.
Kenangan Para Pelatih dan Pendiri
Dalam foto itu, turut hadir beberapa sosok penting yang berperan besar dalam membangun fondasi Gokasi Babel. Di antaranya adalah Shihan M. Azani, Sensei Laileti, Sensei Agustang, Shihan Rachmat, Sensei Deky, dan Sensei Krisna Jaya.
Kehadiran mereka menjadi simbol semangat dan dedikasi dalam mengembangkan karate di Bangka Belitung. Di masa awal berdirinya, tantangan yang dihadapi cukup besar, mulai dari keterbatasan fasilitas latihan hingga minimnya dukungan publik terhadap kegiatan bela diri. Namun dengan tekad yang kuat, para sensei dan shihan tersebut tetap berkomitmen membina para kohai agar mampu berprestasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai disiplin serta etika karate-do.
“Foto ini mungkin terlihat sederhana, tapi maknanya luar biasa. Di dalamnya ada semangat, kerja keras, dan kekeluargaan yang menjadi pondasi Gokasi Babel hingga kini,” ungkap salah satu senior karateka yang masih aktif melatih di Pangkalpinang.
Gashuku Pertama: Awal Kebersamaan Gokasi Babel
Kegiatan Gashuku yang berlangsung pada saat itu bukan sekadar latihan bersama. Momen tersebut menjadi ajang memperkuat persaudaraan antar-dojo dan memperkenalkan struktur organisasi Gokasi Babel yang baru dibentuk.
Para peserta yang sebagian besar adalah siswa SD dan SMP mengikuti latihan fisik, teknik dasar (kihon), gerakan jurus (kata), serta simulasi pertarungan (kumite) dengan penuh antusias. Di bawah bimbingan para pelatih berpengalaman, kegiatan berlangsung tertib dan penuh semangat.
Selain latihan, juga dilaksanakan ujian kenaikan tingkat. Bagi para kohai muda, momen ini merupakan ujian penting yang menandai kemajuan mereka dalam memahami filosofi dan teknik karate-do. Nilai-nilai seperti disiplin, keberanian, serta rasa hormat menjadi inti dari pembelajaran yang ditanamkan oleh para sensei.
“Waktu itu suasananya sederhana sekali, tapi semangatnya luar biasa. Kami berlatih di bawah panas matahari, dengan tekad yang sama — ingin menjadi karateka sejati,” kenang salah satu peserta yang kini telah menjadi pelatih muda Gokasi Babel.
Peran Dojo Naga Perak SDN 16 Pangkalpinang
Dojo Naga Perak memiliki peran istimewa dalam sejarah Gokasi Babel. Sebagai salah satu dojo tertua kedua di Pangkalpinang setelah sebelumnya berdiri Unit Koala 1 di Kantor Walikota Pangkalpinang, begitu pula halnya dengan Dojo Naga Perak SDN 16 Pangkalpinang, tempat ini menjadi wadah pembinaan karateka muda yang berasal dari kalangan pelajar.
Selain sebagai pusat latihan, Dojo Naga Perak juga berperan dalam membentuk karakter disiplin dan tanggung jawab bagi anak-anak sekolah dasar yang tergabung di dalamnya.
Dengan statusnya saat itu sebagai Unit Koala II Karate Gojukai SDN 16 Pangkalpinang, dojo ini menjadi bagian penting dari jaringan pembinaan karate di bawah Gokasi Babel.
Jejak Sejarah yang Tak Terlupakan
Kini, setelah lebih dari dua dekade berlalu, foto dokumentasi dari tahun 2000 itu menjadi artefak berharga. Ia bukan sekadar gambar kenangan, melainkan simbol perjuangan dan dedikasi seluruh pelatih dan murid dalam mengembangkan karate di daerah ini.
Bagi generasi muda Gokasi Babel saat ini, dokumentasi tersebut menjadi pengingat bahwa apa yang mereka nikmati hari ini — fasilitas latihan yang memadai, dukungan organisasi yang kuat, dan prestasi di berbagai kejuaraan — merupakan hasil kerja keras para pendahulu.
“Melihat foto itu membuat kami bangga dan terinspirasi. Tanpa mereka, mungkin Gokasi Babel tidak akan sebesar sekarang,” ujar salah satu karateka muda saat menelusuri arsip lama di sekretariat Gokasi Babel.
Semangat yang Terus Hidup
Warisan semangat dari para pelatih dan kohai tahun 2000 itu terus hidup hingga kini. Setiap kali diadakan Gashuku dan Ujian Kenaikan Tingkat, semangat kebersamaan dan nilai-nilai luhur karate kembali dihidupkan.
Melalui kegiatan rutin, pelatihan, dan keikutsertaan dalam berbagai event nasional, Gokasi Babel terus membuktikan eksistensinya sebagai wadah pembinaan karateka berprestasi di Kepulauan Bangka Belitung.
“Gokasi bukan hanya tentang bela diri, tapi juga tentang membentuk manusia yang berkarakter, berdisiplin, dan menghargai sesama,” ujar salah satu pelatih senior yang masih aktif hingga saat ini.
Penutup
Foto yang diabadikan lebih dari dua dekade lalu oleh Pak Humas itu kini menjadi jendela masa lalu yang sarat makna. Ia mengingatkan bahwa setiap langkah besar selalu dimulai dari hal sederhana, dari semangat para murid yang belajar di halaman sekolah, dari dedikasi para pelatih yang mengabdi tanpa pamrih, dan dari kebersamaan yang melahirkan kekuatan komunitas.
Dokumentasi tersebut bukan hanya bukti sejarah, tetapi juga inspirasi bagi generasi penerus Gokasi Babel untuk terus menjaga nilai-nilai karate-do, Jinkaku Kansei ni Tsutomuru Koto — berusaha menyempurnakan karakter.
Dengan semangat itu, Gokasi Babel akan terus berdiri kokoh, melangkah maju, dan menjaga warisan yang telah ditanamkan sejak tahun 2000.
Penulis: Humas
Sumber: Dokumentasi Humas Tahun 2000
Redaksi: GOKASI BABEL NEWS

0 Comments