Karate Gokasi Babel Hadir Berpartisipasi dalam Karnaval di Desa Baturusa 17 Agustus 1999

Krisna, Deky, Azani, saat Atraksi Kata
saat Karnaval di Desa Baturusa Tahun 1999

Karate Gokasi Babel Hadir Berpartisipasi dalam Karnaval di Desa Baturusa, Kecamatan Merawang, Bangka – Potret Kenangan Atraksi Kata Saat Pawai dan Karnaval 17 Agustus 1999 di Kota Pangkalpinang

Bangka, 17 Agustus 1999 – Dalam suasana penuh semangat kemerdekaan, Karate Gokasi Babel menunjukkan eksistensi dan semangat bela diri Indonesia dalam karnaval tahunan yang digelar di Desa Baturusa, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-54 yang diselenggarakan secara meriah oleh masyarakat setempat.

Salah satu momen yang tak terlupakan dari rangkaian perayaan tersebut adalah atraksi Kata yang memukau dari para pendekar muda Gokasi Babel. Atraksi ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat yang memadati jalan-jalan utama desa, namun juga menjadi ajang untuk memperkenalkan filosofi dan keindahan seni bela diri Karate kepada khalayak luas.

Tiga atlet muda yang tampil dalam atraksi tersebut adalah Senpai Krisna Jaya Kusuma, Deky Marcose, dan Muhammad Azani. Ketiganya mempersembahkan gerakan Kata dengan penuh konsentrasi, kekuatan, dan teknik tinggi yang mencerminkan latihan disiplin bertahun-tahun di bawah naungan Gokasi Babel.

Atraksi Kata: Kombinasi Keindahan dan Ketegasan

Atraksi Kata yang ditampilkan bukan sekadar pertunjukan gerakan bela diri, namun sebuah interpretasi mendalam dari filosofi Karate sebagai seni yang menyeimbangkan kekuatan fisik dan mental. Dalam penampilan mereka, Senpai Krisna Jaya Kusuma membuka dengan Kata SEIENCHIN, sebuah bentuk dasar yang menggambarkan keseimbangan dan keteguhan hati. Ia memulai dengan langkah tegas, lalu berlanjut pada pukulan dan tendangan cepat yang menggambarkan kesiapan menghadapi lawan dalam situasi nyata.

Disusul oleh Deky Marcose, yang memukau penonton dengan Kata SEIENCHIN,—salah satu bentuk yang menuntut kekuatan dan ketelitian luar biasa. Gerakan-gerakannya menggambarkan kemampuan untuk “menyerbu benteng” musuh dengan strategi dan teknik yang matang. Penampilannya mendapatkan tepuk tangan riuh dari masyarakat yang terkesima oleh kombinasi kekuatan dan keindahan dalam setiap langkah.

Muhammad Azani kemudian menutup atraksi dengan Kata SEIENCHIN, yang dikenal dengan gerakan meloncat dan perubahan ritme yang cepat. Azani memperlihatkan kelincahan, keseimbangan, dan kendali tubuh yang mengagumkan—menjadi simbol semangat muda yang energik dan penuh semangat juang, sejalan dengan semangat kemerdekaan yang sedang diperingati.

Semangat Juang dan Nasionalisme Lewat Seni Bela Diri

Partisipasi Karate Gokasi Babel dalam karnaval ini tidak hanya sebagai ajang menunjukkan kemampuan teknis semata, namun juga sebagai bentuk partisipasi aktif dalam memupuk rasa nasionalisme dan persatuan. Dalam balutan seragam putih bersih dengan sabuk berwarna yang menandakan tingkat kemampuan masing-masing, para pendekar ini membawa pesan bahwa bela diri adalah bagian dari budaya nasional yang dapat membentuk karakter generasi muda.

Karnaval dan pawai 17 Agustus 1999 di Kota Pangkalpinang sendiri dikenal sebagai salah satu agenda tahunan yang paling dinanti-nanti oleh masyarakat Bangka Belitung. Jalan-jalan utama dipenuhi oleh warga dari berbagai lapisan masyarakat yang antusias menyaksikan penampilan dari berbagai komunitas, sekolah, organisasi pemuda, dan tentu saja kelompok seni dan olahraga seperti Karate Gokasi Babel.

Potret Kenangan yang Tak Terlupakan

Kini, lebih dari dua dekade setelah atraksi tersebut berlangsung, potret kenangan ini tetap hidup di benak para saksi dan penggemar bela diri. Dokumentasi foto-foto dan cerita dari mereka yang hadir menjadi bagian dari sejarah kecil yang menyimpan makna besar—bahwa semangat kebangsaan bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk melalui gerakan indah dan penuh makna dari seni Kata.

Senpai Krisna, Deky, dan Azani menjadi simbol semangat juang anak muda Bangka Belitung pada masa itu. Mereka bukan hanya mewakili klub, tetapi juga mewakili harapan bahwa disiplin, kerja keras, dan cinta tanah air bisa terus ditanamkan lewat kegiatan positif seperti Karate.



Deky, Krisna , saat Atraksi Kata
saat Karnaval di Kota Pangkalpinang 17 Agustus 1999


 

Post a Comment

0 Comments